Kuliah Tamu Program Studi (Prodi) Hubungan International (HI) dengan menghadirkan pemateri dari Monash University, Dr. Priyambudi Sulistyanto bahas tentang hubungan budaya dan pendidikan Australia dan Makassar yang berlangsung di Ruang Senat Lt. 9, Rabu (27/3/2024).
Diskusi bersama dalam kuliah tamu hari ini bertujuan untuk menjelajahi lebih jauh jejak peninggalan budaya dan pendidikan masyarakat aborigin di Australia yang merupakan pelaut dari Makassar.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Program Studi HI Unibos, Muh. Asy’ari, S.IP., MA. serta jajaran dosen HI Unibos dan mahasiswa sebagai peserta yang turut berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi.
Dalam pembukaan materi, Muh. Fahmi Fauzi, S.IP., M.Sc dosen HI Unibos sekaligus moderator pada diskusi kali ini menyebutkan bahwa Australia dan Makassar sendiri memiliki hubungan yang cukup erat dalam warisan budaya dan pendidikan.
“Indonesia khususnya Makassar memiliki hubungan yang cukup erat di masa lalu dengan Australia yang diwariskan oleh nenek moyang kita yang konon merupakan pelaut yang menjelajah hingga pada Australia bagian utara berdasarkan jejak-jejak sejarah dari Australia,” ujarnya.
Di sisi lain, Dr. Priyambudi Sulistyanto selaku pemateri memberikan gambaran terkait pentingnya mengetahui sejarah hubungan antara Makassar secara khusus dan Australia.
“Tentunya sangat penting bagi pemuda-pemuda untuk menegtahui sejarah erat hubungan antara Makassar dengan Australia khususnya melalui jalur laut yang bisa membawa kita mengetahui lebih banyak hal mengenai kekayaan sumber daya dan budaya yang dimiliki,” tuturnya.
“Hal ini juga berkaitan dengan aspek geopolitik yang berhubungan dengan lokasi strategis Makassar yang berdekatan dengan Ibu Kota baru di Indonesia,” sebutnya.
Terakhir, ia menuturkan harapannya atas penemuan dan pelestarian jejak jejak bersejarah hubungan antara Makassar dan Australia.
“Mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi untuk menggali lebih jauh tentang sejarah hubungan Australia dan Makassar khususnya dari perspektif masyarakat lokal, sebab sampai saat ini kebanyakan memang jejak-jejak sejarah masih berasal dari Australia dan menjadi cerita yang abadi di sana, sedangkan yang ditemukan dari Makassar sendiri belum begitu banyak ditemukan bahkan mulai hilang dari ingatan masyarakat setempat,” tutupnya.