Civitas akademika Universitas Bosowa (Unibos) khususnya tenaga kependidikan kini mengembangkan pengetahuan tentang lingkungan hidup dengan mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kantor Pusat Pengelolaan Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku yang betempat di daerah Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 17 Daya, Kamis (25/01/2018).
Kegiatan yang juga akan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepakatan kerjasama atau MoU antara Pusat Pengelolaan Pengembangan Ekoregion dan Unibos ini diikuti oleh 45 tenaga kependidikan Unibos.
Ir. Darhamsah selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku menuturkan jika salah satu bentuk terwujudkan penerapan lingkungan hidup sesuai yang diharapkan itu berasal dari civitas akademika kampus sebagai penopang pendidik untuk meneruskan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Kegiatan ini memang diperuntukan untuk civitas akademika perguruan tinggi mengetahui bagaimana mewujudkan green campus atau green office yang nantinya sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup kedepan. Dalam kesempatan ini kita manfaatkan untuk bertukar pikiran terkait solusi-solusi baik dalam pengelolaan lingkungan. Dari sinilah kita inginkan adanya penguatan inisiatif. Sebab program pemerintahpun tidak bisa dilaksanakan sendiri tanpa dukungan tindakan berbagai kalangan. Semoga setelah ini dapat timbul inspirasi-inspirais yang dapat membantu membangun pengembangan sesuai dengan yang ingin kita capai yang sesuai dengan wawasan lingkungan”, katanya.
Hal tersebut juga dituturkan oleh perwakilan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Dr. Mohammad Nurchalis. Dalam paparannya terkait Penguatan Inisiatif Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini memberi pemahaman jika etika manusia menjadi salah satu unsur penting yang menentukan keteraturan keberlangsungan hidup di bumi.
“Bumi itu memiliki keteraturan dalam prosesnya. Semakin buruk atau semakin baiknya proses kelangsungan lingkungan hidup di bumi ini itu dilihat dari aktivitas yang ada diseluruh bagian bumi termasuk perlakuan dari manusia.
Disinilah dilihat keberhasilan dunia pendidikan dalam membangun inisiatif perawatan lingkungan hidup. Dan keberhasilannya adalah ketika tidak ada lagi mahasiswa yang membuang sampah disembarangan tempat.
Salah satu caranya termasuk dengan menggerakkan mahasiswa KKN peduli lingkungan dan kembali mereka yg menggerakkan masyarakat”, ungkap Dr. Mohammad Norchalis.
“Pemasalahan lingkungan salah satunya telah merebak dari permasalahan hutan. Hutan itu mestinya dikoordinir sebagai lingkungan tertutup dengan membiarkan seluruh pohon tumbuh tanpa ada eksploitasi dan penebangan. Selain itu juga lingkungan ini membutuhkan perhatian dari etika masyarakat untuk melakukan hal kecil yang tidak merusak lingkungan. Seperti contohnya kita tahu nyamuk demam berdarah bersarang digenangan air tetapi kebiasaan masyarakat masih selalu menampung air dan membuat genangan-genangan dari sampah yang bisa menghambat arus air.
Sehingga etika masyarakat memang sangat dibutuhkan untuk memahami hak kewajiban dan peran dalam pengelolaan lingkungan ini dan untuk perubahan mindset masyarakat memang perlu ada pergerakan rutin dan berkala”, tambahnya.
Dalam kesempatan ini Dr. Mohammad Norchalis selaku pemateri memberikan jalan keluar bagi civitas akademika Unibos tentang bagaimana kita dapat menghirup udara segar semasa hidup. “memang dari data yang ditemukan hanya 1 diantara 10 orang yang peduli terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Tetapi untuk mendapatkan udara segar dan sebagai bentuk penyelamatan lingkungan hidup itu bisa dengan menanam 25 pohon per orang. Hasil udara segar dari pohon yang kita tanam ini sudah cukup untuk kebutuhan udara segar kita selama 60 tahun. Jika kita menanam pohon yang hidupnya berjangka panjang lebih dari 25 pohon, artinya kita pun bisa memberikan udara segar bagi orang lain. Dan yakinlah bumi akan lebih baik jika semua orang dapat melakukan hal ini”, katanya.