Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Bosowa (Unibos) menampilkan drama musikal bertajuk Free Palestine sebagai bagian dari tugas akhir mata kuliah Psikolinguistik. Kegiatan ini berlangsung di Lounge Lantai 1 Unibos, Senin (07/07).
Drama musikal ini merupakan bentuk nyata dari penggabungan pembelajaran akademik dan ekspresi kreatif. Melalui pertunjukan tersebut, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami teori psikolinguistik, tetapi juga menyampaikannya dalam bentuk seni panggung yang relevan dengan isu kemanusiaan global saat ini.
Mata kuliah Psikolinguistik sendiri membahas keterkaitan antara teori psikologi dan linguistik, serta bagaimana kajian faktor-faktor psikologi dan neurologi mempengaruhi cara manusia memperoleh, menggunakan, dan memahami bahasa. Dalam praktiknya, mahasiswa mengeksplorasi berbagai cabang ilmu psikolinguistik seperti teori, perkembangan, sosial, dan pendidikan.
“Proses kreatif tidak berlangsung lama, kami hanya memberikan contoh kasus dan hal-hal yang harus dilakukan mahasiswa, tentunya tetap berkaitan dengan materi psikolinguistik. Tema Free Palestine dipilih agar mahasiswa bisa menanamkan kesadaran pada diri sendiri dan orang lain tentang isu kemanusiaan yang sedang terjadi. Meskipun tidak memberi sumbangan secara materi, kami ingin menunjukkan bahwa suara kecil kami bisa membawa dampak besar,” ujar Ibu Reski selaku dosen pengampu mata kuliah Psikolinguistik.
Pertunjukan ini menjadi salah satu contoh pembelajaran transformatif di lingkungan Unibos, yang tidak hanya membekali mahasiswa dengan teori, tetapi juga keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan kepedulian sosial. Respon positif dari penonton, khususnya yang hadir langsung di dalam lounge, menjadi bukti bahwa pesan yang disampaikan melalui karya seni dapat diterima dengan baik.
Melalui drama musikal ini, mahasiswa Sastra Inggris Unibos membuktikan bahwa belajar tidak harus terbatas di ruang kelas. Mereka belajar sambil berkarya, dan karya mereka menjadi suara bagi kemanusiaan.