Penghujung semester genap tahun ajaran 2023/2024, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Universitas Bosowa (Unibos) gelar Pameran di Kelas Vol. IV dengan menampilkan berbagai karya dari bahan daur ulang yang berlangsung di Lobby Gedung 1 Unibos, Kamis (18/7/2024).
Adapun pada pameran ini ditampilkan berbagai karya yang merepresentasikan isu-isu lokal dan internasional seperti isu HAM, gender, lingkungan, politik dan berbagai isu lainnya dengan mengangkat tema “404: Not Found” yang turut melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai Prodi HI Unibos.
Selanjutnya, dalam rangkaian pameran mahasiswa juga menampilkan pertunjukan lainnya seperti video dokumenter, video riset ekonomi kreatif dan pembangunan nasional, gender art performance dan berbagai penampilan seni lainnya yang dilengkapi dengan Public Discussion.
Dalam sambutannya, Raditya Erlangga selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan untuk menyuarakan isu-isu global yang merepresentasikan hilangnya regulasi-regulasi yang hilang baik pada isu kemanusiaan, lingkungan dan lain sebagainya.
“Tema 404: Not Found yang kita usung kali ini sesuatu yang mengangkat hal-hal yang kini tidak ada dan yang hilang di dunia mulai dari persoalan hak asasi manusia, kebenaran yang membawa kita pada suatu krisis sebagaimana yang didiskusikan di kelas sepanjang semester ini lalu dipresentasikan dalam karya seni hari ini,” jelasnya.
Selanjutnya, ia juga menyebutkan agar mahasiswa dan dosen yang turut hadir pada kegiatan hari ini bisa menyaksikan hasil dari karya yang telah dibuat sebagai final project dari mahasiswa Prodi HI Unibos.
“Kami harap juga teman teman yang hadir bisa melihat hal ini sebagai proses yang bisa diperoleh bersama pameran di ruang kelas ini bisa jadi wadah untuk kita semua untuk berkarya dan merefleksikan keresahan atas kondisi dan dinamika global saat ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Zulkhair Burhan, S.IP., M.A., selaku dosen Prodi HI sekaligus Wakil Dekan II Fisip Unibos turut menyampaikan kesannya dan harapannya atas pameran di Kelas Vol. IV kali ini.
“Saya menganggap kelas itu dulunya kaku sehingga kita jadi tidak jujur, takut bertanya, dan lain-lainnya. Event ini merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi keterbatasan berekspresi di kelas dan membuat cara belajar lebih santai,” sebutnya.
“Jangan hanya melihat pameran ini dari konteks estetiknya saja, tapi bagaimana ada produksi ruang belakang yang nyaman dan aman tidak ada diskriminasi, rasisme di kelas-kelas kita,” tambahnya.