Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Sastra Universitas Bosowa menggelar dialog akbar bersama ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Aksa Mahmud, Jumat (20/5).
Dialog akbar yang dihadiri oleh civitas akademika Universitas Bosowa ini dimoderatori langsung oleh Dekan FKIP yang juga Dekan Fakultas Sastra, Dr. Mas’ud Muhammadiyah. Konsep dialog semacam ini merupakan konsep dialog yang baru pertama kali digelar oleh Fakultas di bawah payung Universitas Bosowa dengan menghadirkan Ketua BPH.
“Dialog akbar ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa FKIP dan Fakultas Sastra bagaimana menjadi tenaga pendidik yang professional nantinya,” ungkap Dr. Mas’ud saat membuka acara. Saat ini FKIP dan Fakultas Sastra sedang melakukan proses untuk peningkatan akreditasi C menuju B, bahkan A. “Kami akan berproses dari awal,” tegasnya.
Dr. Sutrisno Muslimin, Ketua BPH Yayasan Aksa Mahmud juga merupakan akademisi yang berlatarbelakang FKIP. Karirnya sebagai pengajar di berbagai institusi pendidikan juga telah ia lakoni sejak bertahun-tahun yang lalu. “Dengan latar belakang pendidikan saya yang jufa dari FKIP, saya ingin memiliki kontribusi lebih bagi pengembangan dan peningkatan kualitas FKIP di Universitas Bosowa ini,” ungkapnya.
Menjadi seorang guru menurutnya adalah profesi yang mulia. “Kita tidak akan pernah tahu, orang-orang hebat seperti apa yang akan lahir dari tangan kita,” tuturnya. Olehnya menjadi guru pun juga menuntut kesabaran yang lebih dalam mendidik dan berdamai dengan berbagai situasi dan kondisi sosial yang ada, terutama di era globalisasi semacam ini.
Saat ini, FKIP Universitas Bosowa memayungi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Pun juga Fakultas Sastra, memayungi Sastra Inggris. Di bawah kepemimpinan Dekan yang sama, keseluruhan prodi ini berjalan berbarengan untuk menciptakan generasi-generasi bangsa yang tidak hanya melakoni pekerjaannya, namun juga mampu menciptakan hal-hal besar yang bermanfaat bagi sesamanya.
“Yang tidak boleh dilupakan hari ini adalah, penghargaan terhadap sesama itu yang harus dijunjung,” ungkap Ketua BPH Yayasan Aksa Mahmud. Menurutnya, penghargaan siswa terhadap gurunya, dan penghargaan guru terhadap siswanya adalah nilai-nilai yang harus senantiasa ditanamkan dalam setiap proses pembelajaran. Agar, penghargaan terhadap sesama di lingkungan sosialnya juga bisa senantiasa hidup. (Humas Unibos)