Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Bosowa menggelar sesi Serial Lecture di Ruangan 309, Lantai 3 Gedung 1 Universitas Bosowa, Rabu (20/4).
Sesi yang menghadirkan pengajar tamu Mirwan Andan ini mengangkat tema Praktek Seni dan Kolaborasi Lintas Negara. Mirwan Adnan sendiri adalah anggota Collective Board Ruangrupa dan Pengajar Tamu di Dutch Art Institute.
Pada kesempatan ini, berdasar pada pengalamannya dalam melakukan praktik berkesenian sesuai dengan tema yang diangkat, Mirwan Andan berbagi pengalaman saat terlibat sebagai peserta Sao Paulo Biennale 2014 di Brazil dan Banga Meeting Conference di Kongo.
Sao Paulo Biennale merupakan event seni internasional yang dihelat dua tahun sekali. Kegiatan ini merupakan bagian dari Biennale yang diselenggarakan di ratusan kota di seluruh dunia. Sao Paulo Biennale sendiri merupakan yang tertua kedua di dunia setelah Venesia Biennale. Sedangkan Banga Meeting Conference yang diadakan di Congo pada tahun ini, merupakan bagian dari project Arts Collaboratory. Arts Collaboratory sendiri merupakan jejaring organisasi dari berbagai kota yang fokus pada praktik seni, proses perubahan sosial, dan bekerja untuk komunitas yang lebih luas di luar bidang seni.
Melalui dua event berskala internasional tersebut, Mirwan Andan memaparkan bagaimana perkembangan seni kontemporer yang memungkinkan terjadinya kolaborasi lintas negara. Praktik seni transnasional ini juga dapat menjadi media yang efektif untuk berbagi gagasan tidak hanya dalam bidang seni namun lebih luas tentang berbagai hal terkait perkembangan sosial di masing-masing negara. “Karenanya, praktik seni transnasional ini dapat dikategorikan sebagai media komunikasi politik internasional,” ungkap Mirwan Andan.
Konsep Serial Lecture semacam ini sedang terus digalakkan oleh Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Konsep ini merupakan konsep baru yang diterapkan. Mirwan Andan mengungkapkan optimismenya terkait perkembangan Universitas Bosowa khususnya Program Studi Hubungan Internasional karena program studi ini sudah “berani” memediasi ruang diskusi bagi kajian-kajian yang tidak umum dalam studi hubungan internasional.
Zulkhair Burhan selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional dan sekaligus pengampuh mata kuliah Komunikasi Politik Internasional menjelaskan bahwa sesi Serial Lecture ini merupakan bagian dari proses perkuliahan yang didesain untuk menghadirkan pengajar tamu bertaraf nasional maupun internasional untuk menjelaskan topik spesifik sesuai silabus yang telah ditetapkan di awal perkuliahan. “Kedepannya, mata kuliah komunikasi politik internasional masih akan menghadirkan beberapa dosen tamu yang memiliki kapasitas di bidangnya masing-masing,” terangnya.
Dengan model kuliah seperti ini, harapannya mahasiswa dapat mendapatkan pengetahuan baru dari para pengajar dan dapat memperluas pemahamannya terkait studi hubungan internasional yang mungkin masih terbatas soal negara, dan sekaligus dapat memperluas opsi profesi yang dapat digeluti setelah kuliah, ungkap Zulkhair Burhan. (ZB Unibos)