Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bosowa menggelar Pembekalan Kuliah Kerja Nyata berpola Kewirausahaan (KKN-KWU) angkatan XI-2016 di Ruang LPPM, Gedung 2, Lantai 5, Rabu (2/3).
KKN KWU XI ini mengangkat tema Optimalisasi Pemberdayaan UMKM dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pada periode KKN-KWU ini, 607 mahasiswa akan disebar ke Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Malino, Enrekang, maros, Makassar, dan Lombok. Pelaksanaan KKN di masing-masing wilayah tersebut akan berlangsung selama dua bulan. Sedangkan untuk daerah Lombok, mahasiswa akan belajar dari masyarakatnya dalam kurun waktu hampr tiga minggu. Peserta KKN-KWU ini serentak diberangkatkan tanggal 12 Maret 2016.
Dalam pelaksanaannya, LPPM bekerja sama dengan seluruh lembaga Badan Usaha Milik Desa (BUMD). “Hal inilah yang mendasari kami dalam mengangkat tema KKN-KWU kali ini,” ungkap Dr. Hasanuddin Remmang selaku Ketua LPPM Unibos. Mahasiswa Unibos yang turun ini diharapkan mampu membantu meningkatkan kualitas pengolahan potensi wilayah agar dapat berdaya guna dan mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam penyebaran lokasi KKN-KWU ini, Lombok adalah daerah yang pertama kalinya menjadi daerah tujuan pelaksanaan KKN Unibos. Ada 78 mahasiswa Unibos yang akan dikirim ke Lombok. “Tujuan mahasiswa yang kami kirim ke sana adalah untuk mengadopsi ilmu dari masyarakat Lombok. Sehingga, bahan baku yang sama yang juga dijumpai di Sulawesi Selatan juga bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi barang yang sama,” ungkap Ketua LPPM Unibos.
Selain dihadiri oleh mahasiswa, kegiatan ini juga dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Unibos Prof. Muhibuddin. “Ketika kalian turun ke lapangan, maka dari ujung rambut hingga ujung kaki akan menjadi panutan. Olehnya, mahasiswa yang turun ke lapangan harus benar-benar memperbaiki diri, termasuk juga penampilan,” ungkapnya.
Prof. Muhib menambahkan bahwa yang terpenting dari semua itu juga merupakan moralitas. “olehnya, untuk membangun karakter, untuk menempa diri, membentuk kepribadian, dan melatih serta meningkatkan kompetensi diri, mahasiswa harus berorganisasi,” tegasnya.
Penyebaran mahasiswa di lokasi-lokasi KKN ini berdasarkan pada permintaan daerah dan juga berpedoman pada program pusat yaitu Program Iptek Bagi wilayah yang merupakan kerja sama dengan Kemenristek Dikti. Sehingga daerah-daerah seperti Bantaeng misalnya yang terkenal dengan holtikulturanya, akan mendapat mayoritas mahasiswa dari Fakultas Pertanian, begitupun dengan daerah-daerah lainnya. Hal ini dilakukan untuk tetap menjalin sinergitas antar pihak perguruan tinggi dengan pemerintah daerah. “Program utama yang LPPM luncurkan adalah pelatihan kewirausahaan pada potensi lokal. Seperti pertanian, peternakan, pariwisata, perikanan dan kelautan, dan UKM yang ada di desa-desa,” ungkap Dr. Hasanuddin.
Tujuan utama pembekalan KKN-KWU adalah agar mahasiswa dilatih dalam mendampingi masyarakat, tidak hanya dalam proses pembuatan produk, tetapi bagaimana mengajarkan cara untuk meningkatkan kualitas produk, dan cara untuk memasarkan produk yang dibuat. Kedepannya, karena LPPM Unibos sudah menjadi lembaga riset yang berpola pengabdian wiraswasta, maka setelah pelaksanaan KKN, LPPM akan berfokus pada hilirisasi. “Artinya kita tidak hanya berfokus pada pembuatan-pembuatan produk tapi bagaimana produk yang kita hasilkan bisa dijual, dinikmati langsung oleh masyarakat,” tutup Ketua LPPM. (Humas Unibos)