Universitas Bosowa bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar menggelar Dialog Kebangsaan. Dialog yang disiarkan langsung oleh RRI ini berlangsung di Ruang Rapat Senat, lantai 9, Gedung I, Universitas Bosowa (Unibos). Tema “Perguruan Tinggi dan Peranannya Membina Kader Pemimpin Bangsa dalam Penguatan NKRI” diangkat dalam dialog ini.
Dialog yang menghadirkan Wakil Rektor III Unibos Abd. Haris Hamid, Sosiolog Syamsul Bahri dan Perwakilan Mahasiswa Wawan Abdullah ini dimoderatori oleh Nurlaila, penyiar senior RRI.
“Potensi bangsa ini harus diperhatikan. Dari pandangan sosiologi, Masyarakat bisa memanfaatkan komunitas yang namanya mahasiswa untuk duduk bersama untuk memikirkan bersama bagaimana memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Syamsul Bahri. Sosiolog, akademisi Unibos ini membahas lebih banyak tentang pengalaman-pengalaman masa lalu Indonesia. Menurutnya, bahu membahu adalah hal yang paling bisa kita lakukan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI agar tidak terulang lagi ada bagian Negara Indonesia yang memisahkan diri.
Berangkat dari sejarah, sesuai dengan tema, narasumber Abd. Haris Hamid menegaskan bahwa kampus hadir sebagai pengawal budaya bangsa olehnya dari kampuslah seharusnya generasi-generasi yang memiliki ketangguhan budaya dilahirkan. “Mahasiswa adalah lokomotif perjuangan, lokomotif budaya, sehingga mahasiswa harus menunjukkan jati dirinya sebagai sebuah bangsa yang kuat,” tegasnya.
Ketiga narasumber bersepakat bahwa yang tidak boleh dilupakan adalah tujuan berbangsa. Dalam hal memajukan kesejahteraan umum, melindungi segenap bangsa, dan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan berbangsa yang menjadi starting point perguruan tinggi dan seluruh warganya untuk mempertahankan kemerdekaan. “Salah satu penyebab mengapa riak-riak berbangsa itu hadir karena persoalan ketidak adilan sosial,” jelas Wakil Rektor III Unibos.
Berbagai gerakan diawali dari lingkungan kampus. Namun seiring dengan perkembangan zaman, Nasionalisme tidak lagi sebatas generasi-generasi yang mampu mengangkat senjata. “Kami sebagai mahasiswa, menyadari bahwa kontribusi nyata yang bisa kami lakukan adalah melakukan pengembanga-pengembangan dalam dunia pengetahuan,” Ungkap Wawan. Masyarakat Ekonomi Asean telah didepan mata, maka tidak ada jalan lain selain meningkatkan kompetensi diri agar bisa bersaing dengan masyarakat dari negeri yang berbeda dan tentu saja untuk bermanfaat bagi masyarakat banyak. (Humas Unibos)