Budaya sebagai keragaman yang tidak dapat dipungkiri hadir dalam setiap negara menjadi salah satu pembahasan menarik bagi mahasiswa. Dengan keragaman budaya yang berbeda pun juga kadang memunculkan stigma negatif terhadap suatu kebiasaan dalam masyarakat yang perlu diklarifikasi. Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa Himpunan Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Bosowa (Unibos) gelar sharing session dengan tema “INDONESIAN VS FOREIGNER STIGMA”. Kegiatan ini digelar di Auditorium Aksa Mahmud Unibos, Selasa (04/12/2018).
Sharing session yang merupakan kegiatan mingguan Study Club HIMAHI Unibos kali ini bekerja sama dengan Rotary Youth Exchange dan menghadirkan beberapa siswa pertukaran pelajar diantaranya berasal dari USA, France, dan Mexico.
Dalam diskusi tersebut para peserta membahas mengenai perbedaan budaya antara indonesia dan negara-negara masing-masing, mulai dari yang positif hingga yang negatif, seperti kebijakan LGBT yang menjadi salah satu isu HI untuk kalangan millenial saat ini.
“Ternyata kami mahasiswa Indonesia khususnya HI Unibos akhirnya tahu jika diluar itu Kebijakan LGBT sifatnya legal termasuk serta pelegalan untuk memiliki senjata di negara luar. Sehingga kami disini belajar mengapa hal legal diluar negeri itu dapat diberlakukan sementara di Indonesia hal-hal tersebut di ilegalkan”, kata Suardi, salah satu mahasiswa HI Unibos yang mengikuti sharing session tersebut.
Sementara itu salah satu peserta dari Amerika juga menanyakan terkait attitute yang ada di Indonesia yang menjadi kebiasaan di luar negeri ternayat dapat mengundak tanggapan buruk dari masyarakat.
“Seperti saat menggunakan hot pants di tempat umum seperti mall, orang luar negeri menganggap hal tersebut wajar tetapi orang Indonesia menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang melanggar norma etika masyarakat secara umum”, tambah suardi.
Dari hal tersebut, mahasiswa saling bertukar pikiran agar melakukan klarifikasi dan memberikan arahan terkait hal-hal yang baik dan tidak baik dari negara masing-masing. Sehingga sharing session ini diharapkan menjadi wadah yang bisa saling memahami dan berfikiran terbuka mengenai kebiasaan-kebiasaan dari masing-masing negara.
—