Universitas Bosowa memperkuat perannya sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada pembangunan daerah melalui penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara LPPM Unibos dan Pemerintah Kecamatan Panakkukang. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 10 Desember 2025 di Ruang Rapat LPPM, Lantai 5 Gedung II Unibos.
Penandatanganan MoA ini dihadiri langsung oleh Camat Panakkukang, Muhammad Ari Fadli, S.STP, beserta jajaran lurah dan staf kecamatan. Dari pihak Unibos, hadir Wakil Rektor I, II, dan III, para dekan, serta sejumlah dosen yang mewakili berbagai bidang keilmuan. Kegiatan dibuka oleh Direktur LPPM Unibos, Dr. Ir. Syahrul Syariman, M.Si., yang memperkenalkan jajaran pimpinan Unibos sekaligus memaparkan tujuan kerja sama sebagai tindak lanjut dari program KKN tematik yang sebelumnya telah berjalan di wilayah Panakkukang.
Dalam sambutannya, Camat Panakkukang menegaskan urgensi kolaborasi dengan Unibos, mengingat karakter wilayah Panakkukang yang terdiri atas 11 kelurahan dengan profil sosial ekonomi beragam, mulai dari kawasan ekonomi menengah ke atas seperti Masale hingga kawasan padat dan rentan seperti Pampang. Ia memaparkan bagaimana persoalan persampahan menjadi tantangan serius yang membutuhkan pendampingan dan solusi berkelanjutan dari para ahli.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa Unibos selama KKN tematik, khususnya di Kelurahan Paropo yang menjadi lokus pengolahan sampah organik. “Sebelum adik-adik dari Unibos datang, pengolahan sampah organik kami hanya 400–500 kilogram per hari. Saat mahasiswa hadir, angkanya hampir mencapai 2 ton. Dampaknya luar biasa,” ungkapnya. Ari Fadli berharap kerja sama ini menjadi langkah awal untuk menjadikan Panakkukang sebagai kawasan percontohan penanganan sampah dan penguatan sirkular ekonomi di Kota Makassar.
Dari pihak Unibos, Wakil Rektor II, Prof. Dr. Ir. Zulkifli Maulana, MP, mewakili Rektor dalam memberikan sambutan. Ia menekankan kesiapan Unibos untuk menghadirkan pakar dari 9 fakultas dan 43 program studi sesuai kebutuhan setiap kelurahan. “Kerja sama ini tidak hanya soal penandatanganan, tetapi pemetaan potensi dan masalah di tiap kelurahan. Dari situ, kami menurunkan para ahli yang relevan untuk memberikan solusi nyata,” ujarnya.
Prof. Zulkifli juga menyoroti isu persampahan dan banjir sebagai tantangan utama kota besar. Ia menegaskan bahwa Unibos memiliki sumber daya akademik yang kuat untuk mendampingi pemerintah kecamatan melalui riset, edukasi hukum, penyuluhan pertanian perkotaan, teknologi pengolahan sampah, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Melalui MoA ini, Unibos meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi yang aktif menghadirkan kontribusi nyata bagi pembangunan wilayah, sejalan dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Pemerintah Kecamatan Panakkukang juga menyampaikan kesiapan penuh untuk berkolaborasi, berharap wilayah mereka dapat menjadi pilot project pengabdian masyarakat berbasis akademik.
Acara ditutup dengan penandatanganan dokumen kerja sama, menandai komitmen bersama untuk menghadirkan program pengabdian, pendampingan, dan solusi inovatif bagi masyarakat Panakkukang dalam jangka panjang. Universitas Bosowa kembali menegaskan perannya sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Kota Makassar.