Universitas Bosowa kembali menunjukkan komitmen sebagai kampus yang aktif mendorong literasi global dan kepedulian internasional melalui partisipasinya dalam seminar internasional bertema “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza”. Seminar ini digelar pada Senin 17 November 2025 di Auditorium Kampus 2 UIN Alauddin Makassar dan menjadi pembukaan dari rangkaian seminar internasional yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI.
Kehadiran Unibos melalui International Office bersama tujuh mahasiswa internasional asal Sudan dan Suriah menjadi sorotan tersendiri karena memperlihatkan posisi Unibos sebagai kampus multikultural yang berperan aktif dalam forum akademik internasional. Muhammad Zuhry Mujahid, S.Pd, perwakilan International Office, menegaskan bahwa partisipasi ini merupakan bentuk dukungan Unibos terhadap penguatan pemahaman mahasiswa mengenai diplomasi dunia. “Kami hadir untuk mendapatkan perspektif langsung tentang dinamika diplomasi Indonesia dalam isu Gaza dan memastikan mahasiswa internasional kami turut merasakan pengalaman akademik berskala global,” ujarnya.
Forum internasional tersebut diisi oleh tokoh-tokoh penting seperti Menteri Agama RI, Wakil Menteri Luar Negeri RI, akademisi internasional dari Boston University, hingga jurnalis Palestina. Kehadiran Unibos di ruang diskusi yang dihuni para pemimpin dan cendekiawan dunia menunjukkan keseriusan kampus dalam membuka akses pembelajaran bagi civitas akademika terhadap isu perdamaian internasional yang sedang menjadi perhatian global.
Zuhry menyampaikan bahwa insight paling berharga dari kegiatan ini adalah penguatan pemahaman mengenai solusi dua negara sebagai pendekatan paling realistis menuju perdamaian jangka panjang. “Saya melihat bagaimana gagasan diplomasi Indonesia diterjemahkan secara terstruktur. Hal ini menjadi pembelajaran penting bagi kami di Unibos untuk terus mendorong mahasiswa berpikir kritis dan peka terhadap isu kemanusiaan,” katanya.
Partisipasi mahasiswa internasional Unibos juga memberi kontribusi besar terhadap dinamika diskusi. Latar belakang mereka yang dekat dengan realitas konflik Timur Tengah menghadirkan sudut pandang yang relevan dan memperkaya percakapan akademik. Hal ini sekaligus mempertegas posisi Unibos sebagai universitas yang mendorong keberagaman dan memperkuat interaksi antarbudaya.
Unibos berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi pemicu lahirnya generasi muda yang memiliki literasi geopolitik kuat, pemahaman mendalam tentang isu kemanusiaan global, serta kemampuan untuk terlibat dalam percakapan akademik berbasis data dan analisis strategis. Melalui partisipasi aktif di forum internasional, Unibos menunjukkan bahwa kampus ini tidak hanya fokus pada pengembangan akademik internal, tetapi juga berkomitmen membuka ruang pembelajaran global bagi seluruh mahasiswa dan tenaga pendidiknya.