Sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat, Universitas Bosowa (Unibos) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi pendidikan di wilayah kepulauan melalui kegiatan pemberdayaan kemitraan masyarakat. Kali ini, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sastra Unibos, melaksanakan program bertajuk Mandiri Energi di Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai, yang berlangsung sejak 12 hingga 28 Juli 2025.
Program ini berfokus pada solusi keterbatasan listrik serta peningkatan kapasitas pengelolaan pendidikan berbasis digital di sekolah-sekolah dasar. Salah satu bentuk konkrit yang dihadirkan adalah bantuan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berdaya 450 watt yang dirancang untuk mendukung operasional sekolah secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, dilakukan pula workshop desain media pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan konten yang disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
Ketua Program Studi PGSD Unibos, Dr. Burhan, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk membekali masyarakat dan para pendidik dengan pengetahuan dasar mengenai konsep serta instalasi PLTS, agar mereka mampu melakukan perawatan secara mandiri ke depannya. “Melalui kegiatan ini, kami ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga memahami prinsip kerjanya agar bisa menjaga keberlanjutannya,” ungkapnya.
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa Unibos, kepala sekolah, guru-guru SD, serta masyarakat Pulau Sembilan. Tahap awal dimulai dengan observasi lapangan dan penandatanganan nota kesepahaman bersama Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), sebelum dilanjutkan dengan sesi workshop kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan guru.
Program ini mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat dan institusi pendidikan setempat. “Kami diterima dengan hangat. Bahkan masyarakat berharap kegiatan seperti ini bisa berlangsung lebih lama, karena selain membantu desain media ajar, mahasiswa juga turut berkontribusi dalam berbagai persiapan kegiatan Hari Anak Nasional dan perayaan 17 Agustus,” ujar Dr. Burhan.
Meski menghadapi tantangan seperti gangguan jaringan internet dan hambatan komunikasi dengan siswa akibat perbedaan bahasa formal, kegiatan ini tetap berlangsung lancar dan berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan.
Unibos berharap kolaborasi semacam ini dapat terus berlanjut dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pendanaan dari Ditjen Diktisaintek. “Kami ingin inisiatif ini memberi kontribusi nyata terhadap pengembangan mutu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat di daerah kepulauan,” tutup Dr. Burhan.
Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan berbasis kebutuhan lokal, Universitas Bosowa terus memperkuat peran strategisnya sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif dan solutif dalam menjawab tantangan pembangunan di wilayah terpencil Indonesia.