Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Bosowa (Unibos) kembali menunjukkan kontribusi nyatanya dalam menciptakan solusi arsitektur berkelanjutan melalui pengembangan material panel akustik dari limbah rumah tangga. Proyek ini menjadi inovasi yang tidak hanya fungsional dalam meredam suara, tetapi juga memiliki nilai estetika serta berdampak positif terhadap lingkungan.
Dikembangkan oleh tim yang terdiri dari lima mahasiswa Arsitektur dan didampingi langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan, riset ini telah berjalan sejak April 2025 dan melibatkan proses produksi intensif selama lebih dari dua bulan. Proses riset dan pembuatan material dilakukan secara kolaboratif di kampus dan rumah salah satu anggota tim yang dijadikan sebagai laboratorium mandiri.
Material yang dihasilkan berupa panel akustik berbasis limbah, terdiri dari karton gelombang (KKG), kertas koran, serbuk kayu, dan lem pati kanji sebagai perekat alami. Seluruh bahan tersebut dipilih karena sifatnya yang mudah didapat, harga terjangkau, serta memiliki potensi tinggi dalam meredam suara di dalam ruangan.
“Kami ingin membuktikan bahwa material dari limbah pun bisa berfungsi optimal dan tetap estetis,” ujar salah satu anggota tim. Panel akustik ini dirancang tidak hanya untuk meredam suara, tetapi juga menjadi elemen interior yang menunjang nilai visual sebuah ruang.
Proses pengujian dilakukan dengan membentuk panel menjadi kotak uji menyerupai ruang mini, lalu diuji menggunakan alat bantu suara seperti sound level meter. Hasil awal menunjukkan bahwa panel ini memiliki efektivitas redaman suara yang setara dengan material peredam konvensional yang beredar di pasaran.
Meski pengujian daya tahan terhadap kelembapan dan cuaca ekstrem belum dilakukan, tim menegaskan bahwa fokus utama penggunaan panel ini memang untuk interior ruang. Ke depan, mereka membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dengan penelitian lanjutan yang mencakup pengaruh lingkungan, sosial, dan kebutuhan era yang terus berkembang.
“Inovasi ini diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap limbah. Bahwa dari sesuatu yang dianggap tak berguna, justru bisa lahir material bangunan yang punya nilai guna dan berkontribusi terhadap keberlanjutan,” tambah salah satu anggota tim.
Dengan proyek ini, Unibos kembali membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi arsitek muda yang tidak hanya kreatif secara desain, tetapi juga visioner dalam menjawab tantangan global melalui pendekatan teknologi dan keberlanjutan lingkungan.