Universitas Bosowa (Unibos) kembali menunjukkan kiprah mahasiswanya dalam ajang kreatif dan berbasis budaya. Syarifah Adyan Magfirah, mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi angkatan 2022, sukses meraih Juara II dalam Lomba Poster Digital Culture Fest 2025 yang digelar secara luring di Gedung LPTQ Makassar, Jumat (18/07/2025).
Dalam kompetisi tersebut, Adyan mengusung tema “Makassar: Simfoni Budaya yang Hidup” —sebuah karya visual yang menggambarkan kekayaan budaya Makassar seperti seni, musik, tarian, dan arsitektur lokal yang terus tumbuh di tengah arus modernisasi. Melalui pendekatan visual digital yang segar dan estetik, ia menggabungkan elemen tradisional dengan teknik desain masa kini untuk menarik perhatian generasi muda.
“Jarang ada lomba yang mengangkat tema kearifan lokal seperti ini. Saya merasa tertantang untuk menuangkan pandangan saya terhadap budaya Makassar dalam bentuk visual digital,” ungkap Adyan.
Menariknya, poster tersebut dibuat dalam waktu singkat. Ia mulai mengerjakan desainnya di hari yang sama dengan batas akhir pengumpulan. Meski begitu, proses kreatifnya tetap matang. Ia memulai dengan brainstorming, riset elemen khas Makassar, hingga pemilihan warna hangat dan layout yang dinamis. Desainnya dikerjakan menggunakan software Canva, yang ia gunakan untuk mengolah elemen vektor, tekstur, dan komposisi secara detail.
“Tantangan terbesarnya jelas waktu. Tapi saya tetap fokus dan serius. Saya ingin hasilnya tetap bermakna, bukan sekadar estetik,” tambahnya.
Saat diumumkan sebagai Juara II, Adyan mengaku tak menyangka bisa bersaing dengan banyak peserta lain yang juga menampilkan karya luar biasa. Namun dukungan dari teman-teman serta dorongan dari dosen menjadi kekuatan tersendiri baginya.
“Ini pertama kalinya saya ikut lomba desain di luar kampus dan langsung juara. Teman-teman sangat suportif, mereka bantu kasih masukan dan nemenin saya sampai malam ngerjainnya,” kenangnya.
Ke depannya, Adyan berharap dapat mengembangkan keterampilannya di dunia desain digital, bahkan menggabungkannya dengan teknologi seperti Augmented Reality (AR) atau UI/UX. Ia juga ingin terus berkontribusi dalam memperkenalkan budaya lokal melalui media kreatif.
Pencapaian ini menegaskan bahwa mahasiswa Universitas Bosowa tidak hanya unggul dalam bidang teknologi, tetapi juga mampu membawa nilai budaya lokal ke dalam platform yang lebih luas dan relevan. Ini menjadi cerminan komitmen Unibos dalam mendukung mahasiswa untuk berkembang sebagai individu yang kreatif, inovatif, dan memiliki kesadaran budaya yang kuat.
Sebagai penutup, Adyan menyampaikan pesan inspiratif bagi mahasiswa lainnya, “Jangan nunggu siap dulu baru berani ikut. Kadang justru lewat lomba kita tahu potensi kita. Menang atau kalah itu bonus. Yang penting berani coba dan belajar dari pengalaman.”