Kota Makassar kembali menegaskan posisinya sebagai pionir transformasi digital di Indonesia melalui kolaborasi strategis antara Apple Developer Academy Indonesia, Makassar Creative Hub, dan Universitas Bosowa. Agenda bertajuk “Where Ideas Meet Innovation” ini digelar pada Rabu (25/6/2025) di Menara Bosowa, Jalan Jenderal Sudirman No. 5, Makassar, dan dihadiri oleh ratusan pelaku industri kreatif, akademisi, serta anak muda dari berbagai latar belakang.
Dalam sambutannya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, S.H. menegaskan pentingnya digitalisasi dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
“Supporting technology sangat penting. Pemerintah akan terus mendukung proses transformasi dari program manual ke digitalisasi. Melalui Makassar Creative Hub, kita tidak hanya bicara, tetapi benar-benar menerapkan program yang konkret. Hadirnya creative hub ini untuk seluruh pemuda Makassar, tanpa biaya,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si., Rektor Universitas Bosowa, menyoroti pentingnya transformasi digital dalam dunia pendidikan dan kerja.
“Dalam setiap situasi, kita perlu transformasi. Teknologi akan mengubah gaya dan proses belajar kita. Kampus mengajarkan teori, tapi dunia kerja membutuhkan keterampilan nyata. Kuasai teknologi, tidak peduli apa latar belakangmu. Inilah yang akan menentukan masa depan karier,” tegas Prof. Batara.
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh perempuan muda nasional Dara Nasution, Ketua TP PKK Makassar Melinda Aksa, serta Tim Ahli Pemkot Makassar. Seluruh pihak menyampaikan harapan agar kolaborasi ini menjadi kerja sama jangka panjang yang bisa mendorong Makassar sebagai laboratorium digital nasional.
Sesi inspiratif dari para alumni Apple Developer Academy turut menjadi magnet utama dalam kegiatan ini. Ayla Ainayyah M., lulusan dari latar belakang pertanian yang kini berkecimpung di dunia teknologi, menceritakan perjuangannya:
“Saya tidak punya latar belakang teknologi sama sekali. Tapi saya belajar dari awal. Tantangan terbesarnya justru ketika harus berganti role dan project. Saya harus cepat beradaptasi dengan tim baru, yang masing-masing punya gaya kerja berbeda,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan bahwa teknologi bukan hanya untuk mereka yang sudah sempurna.
“Teknologi itu bukan untuk mereka yang sudah siap sepenuhnya. Tapi untuk mereka yang gigih belajar. Jangan tunggu semua alat lengkap, mulailah dari apa yang ada,” tambah Ayla memotivasi.
Bayu Prasetya sebagai Design Mentor Apple Developer Academy juga menyoroti pentingnya metode pembelajaran berbasis tantangan atau Challenge-Based Learning (CBL). Menurutnya, ini bisa menghasilkan lebih dari 800 inovasi yang relevan dengan permasalahan sehari-hari.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk mendorong pengembangan talenta digital lokal, di tengah proyeksi kekurangan 9 juta tenaga kerja digital pada 2030 jika tidak ada intervensi serius. Oleh karena itu, penguatan SDM menjadi kunci keberhasilan digitalisasi yang inklusif.
Harapannya, kolaborasi ini bukan sekadar program sesaat, tetapi menjadi ekosistem jangka panjang yang mendorong Makassar dan Indonesia melahirkan solusi teknologi dari tangan-tangan muda kreatif anak bangsa.