Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Bosowa (Unibos) angkatan 2024 menggelar pergelaran seni tari sebagai bagian dari ujian mata kuliah. Kegiatan ini berlangsung meriah di Aula Fakultas Teknik Lantai 5 Gedung 2, Rabu (18/06), dengan menampilkan beragam tarian daerah yang dikemas dalam pertunjukan edukatif dan penuh semangat.
Pergelaran ini merupakan ujian praktik dari mata kuliah yang diampu oleh dosen PGSD, Nurwidyayanti, S.Pd., M.Pd. Mereka menampilkan hasil kreativitas dan pemahaman terhadap kekayaan budaya tari Nusantara sebagai bentuk implementasi pembelajaran seni dalam pendidikan dasar.
Ketua Program Studi PGSD, Dr. Burhan, S.Pd., M.Pd., turut hadir dan menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan kegiatan ini.
“Saya sangat berterima kasih kepada Bu Wiwi sebagai dosen tari, karena telah mendampingi adik-adik ini menyusun sendiri penampilannya. Kami di PGSD selalu memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa, tinggal bagaimana kami memfasilitasi potensi mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sastra (FIPS), Dr. Asdar, S.Pd., yang turut memberikan pesan inspiratif. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas institusi dalam dunia pendidikan tinggi.
“Kita tidak lagi bicara soal kompetisi, tetapi bagaimana menciptakan kolaborasi. Mari kita maju bersama melalui sinergi antar perguruan tinggi,” ungkapnya.
Dr. Asdar juga menyoroti pentingnya pergelaran seni sebagai sarana edukasi kebudayaan. Sebab, tanpa kegiatan seperti ini, para mahasiswa mungkin tidak akan tahu jenis tarian atau dari mana asalnya.
“Lewat pergelaran ini, kita bisa memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia kepada generasi muda. Ini bukan hanya bagian dari mata kuliah, tapi juga bentuk pelestarian budaya,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi awal bagi mahasiswa untuk terus mengeksplorasi ragam tarian Nusantara, tidak hanya empat etnis utama, tetapi juga tarian-tarian dari berbagai daerah lain yang mungkin belum banyak dikenal.
“Harapan saya, kalian bisa membawa kekayaan budaya ini ke ruang-ruang kelas nantinya, ketika sudah menjadi guru. Tarian bukan sekadar hiburan, tapi juga identitas dan warisan bangsa,” pungkasnya.