Pusat Studi Intervensi Psikologi Sosial dan Kebencanaan Fakultas Psikologi Universitas Bosowa (Unibos) bekerja sama dengan UK PACT Indonesia Konsorsium II Makassar menggelar Talkshow Tur Buku “Kiri Depan Daeng!”. Talkshow berlangsung di Ruangan Theater 1, Fakultas Psikologi Unibos, Menara Bosowa Lt. 7, Selasa (14/01/2025).
Kegiatan mengangkat tema “Ngehits Bersama Transportasi Publik: Estetik, Nyaman, dan Bikin Happy (Harapan atau Angan-Angan?)”. Hadir sebagai narasumber dari Universitas Bosowa, Patmawaty Taibe, S.Psi., MA., M.Sc. Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi, Dr. A. Burchanuddin, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unibos dan Asyura Adelia Machmud, Mahasiswa Universitas Bosowa.
Turut hadir narasumber Andi Nur Diyana, S.T., M.Si selaku Kepala UPT Trans Mamminasata, Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan dan Azizi Diah Apriliyah selaku Fotografer dan Kontributor Buku “Kiri Depan Daeng!”. Kegiatan dimoderatori oleh Victoria Ngantung selaku Manager Komunikasi Yayasan BaKTI.
Dalam sambutannya, perwakilan UK PACT Indonesia Konsorsium II Makassar, Luna Vidya menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah mempeluas keterbacaan buku digital “Kiri Depan, Daeng!” sebagai arsip pengetahuan mobilitas warga Makassar. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran terkait transportasi umum di Kota Makassar.
“Diharapkan dapat meningkatkan partisipasi berbagai pihak dalam kebijakan dan usulan arah pembangunan transportasi publik yang lebih baik dengan konteks Kota Makassar bagi Indonesia,” ujarnya.
Dalam materinya, Diyana menjelaskan mayoritas penduduk Kota Makassar masih menggunakan kendaraan pribadi. Namun sekarang sudah tersedia Trans Mamminasata, walau tidak berlanjut karena beban operasional dan kini hanya tinggal 1 koridor yang disubsidi oleh Pemerintah Pusat, dan koridor lainnya diserahkan kepada Pemda.
Lebih lanjut, Burchanuddin mengungkap transportasi merupakan persoalan yang cukup klasik apalagi di kota-kota besar termasuk Makassar. “Terdapat beberapa titik lokasi kemacetan yang telah teridentifikasi oleh pemerintah setempat. Kemudian keberadaan transportasi publik yang saat ini ada dapat dikatakan tidak inklusif yaitu tidak ramah bagi disabilitas,” ungkapnya.
Patmawaty juga menambahkan semakin bagus transportasi publik, maka semakin bagus sumber daya yang tersedia. “Maka akan berkorelasi dengan masyarakat yang lebih positif dan akan membentuk suatu perilaku yang baik seperti di Wuhan China dan Yunani,” tambahnya.
Para pemateri berharap, pemerintah perlu menyediakan halte yang memadai sehingga para penumpang merasakan kenyaman dan keamanan dalam menggunakan transportasi publik. Serta membuat rancangan yang baik agar program tersebut menjadi prioritas.
Selain talkshow, kegiatan dirangkaikan dengan pameran foto terkait transportasi publik di Kota Makassar dari UK PACT Indonesia Konsorsium II dan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bosowa.