Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa (Unibos) menggelar pameran olahan hasil ternak perah. Kegiatan ini berlangsung di Fakultas Pertanian, Gedung 1 Lt. 8 Unibos, Rabu (8/1/2025).
Pameran dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian, Ir. A. Tenri Fitriyah, P.hD, beserta tim penilai dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri (BPSDM KEMENDAGRI) Regional Makassar. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Prodi Peternakan angkatan 2022 dalam rangka praktek sekaligus ujian akhir mata kuliah Produksi Ternak Perah.
Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Ir. Syarifuddin S.Pd M.P mengatakan kegiatan ini merupakan praktek inovasi pada hasil ternak perah, yaitu susu. Mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok untuk mempresentasikan produknya masing-masing.
“Pameran ini menjadi inkubator kita supaya mahasiswa punya kemampuan mengolah produk peternakan berupa susu untuk menjadi sesuatu yang bernilai. Sehingga nilai ekonominya meningkat bahkan bisa masuk ke supermarket,” tuturnya.
Salah satu penilaian yang menjadi indikator adalah novelty atau kebaruan dari inovasi yang dibuat. Misalnya terdapat produk eskrim yang biasanya dikonsumsi dengan berbagai macam rasa. Uniknya, es krim ini dicampur dengan bunga telang.
“Jadi es krim ini merupakan inovasi baru dengan menambahkan dengan bunga telang. Bunga ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan itulah novelty-nya. Kita mengonsumsi es krim yang rasanya enak, dan di sisi lain kita juga dapatkan asupan-asupan yang bisa menjadi obat bagi konsumen,” ungkap Syarifuddin.
Ia turut berharap, keterampilan yang dihasilkan ini bisa menjadi langkah awal untuk mahasiswa. Agar setelah selesai bukan lagi menjadi sarjana pencari kerja, tetapi sarjana pencipta lapangan kerja.
“Ketika ingin membuat kewirausahaan itu harus dibarengi dengan keterampilan dan bukan sekedar teori. Karena masyarakat membutuhkan hasil olahan yang bisa bernilai ekonomi,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Pertanian, Ir. A. Tenri Fitriyah, P.hD sangat mengapresiasi kegitan pameran ini. Menurutnya, hal ini sudah sejalan dengan implementasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Untuk inovasi seperti ini harus selalu kita kembangkan karena produk ini tahan lama. Hanya saja, perlu labeling dengan mencantumkan komposisi, expired date, dan bahkan ada halal tag. Karena hal itulah yang menjamin keamanan produk dan bisa tembus ke pasaran,” ujarnya.
Di akhir kesempatan, Tenri berharap hasil kreasi mahasiswa bukan hanya sampai tahap pameran, tapi harus berwirausaha agar bernilai ekonomis.