Himpunan Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) Universitas Bosowa (Unibos) mewadahi mahasiswa dalam Seminar Nasional Plano Talk bahas tentang fenomena Urban Heat Islands (UHI) yang berlangsung di Aula FEB Unibos dan Zoom Meeting, Rabu (7/2/2024).
Kegiatan ini dibuka dan dihadiri oleh WD II FT Unibos, Dr. Ir. Rudi Latief, S.T., M.Si. Kaprodi PWK Unibos, Dr. S. Kamran Aksa., S.T., M.T., serta mahasiswa PWK sebagai peserta seminar.
Dengan topik “Youth Engangement in UHI Solutions” seminar ini menghadirkan empat Keynote Speakers yakni Rektor Unibos, Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si., Dosen Pasca Sarjana Unhas, Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si., Ketua Pusat Riset Perkotaan dan Wilayah UI 2019-2023, Nala Hutasoit, M.Si., Doctoral Student di University of Kitakyushu Faculty of Environmental Engineering, M. F. Miftahadi., M.Env., Mgnt. dan Kepala Seksi Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Dinas SDA, CK-TR Provinsi Sulsel.
Dalam penyampaian materinya, Rektor Unibos, Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si., menyebutkan ketidakseimbangan lingkungan sebagai salah satu faktor permasalahan global.
“Fenomena UHI diawali dari ketidakseimbangan lingkungan sebab hingga saat ini tidak satupun daerah di Indonesia yang memenuhi persyaratan atas ketersediaan ruang terbuka dan ruang privat yang masih menimbulkan pertanyaan apakah hal ini disebabkan atas regulasi yang masih kurang ketat atau kesadaran masyarakat yang masih kurang,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan tiga contoh masalah yang disebabkan oleh pembangunan yang tidak sesuai dengan regulasi berpotensi meningkatkan risiko kerusakan lingkungan.
“Permasalahan pertama dimulai dari berkurangnya kawasan mangrove, kekeliruan dalam memanfaatkan kawasan lindung hingga masalah alih fungsi lahan pertanian aktif yang menyebabkan semakin kurangnya ruang hijau. Maka penting untuk memperketat regulasi serta meningkatkan kesadaran semua stakeholder yang terlibat baik pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat dalam mengurasi permasalahan lingkungan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Dosen Pasca Sarjana Unhas, Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si., juga menambahkan tentang indeks kualitas lingkungan hidup.
“Kualitas lingkungan hidup dinilai dari dua aspek yaitu brown issue yang berkaitan dengan indeks kualitas air, udara, dan air laut dan green issue yang berkaitan dengan indeks tutupan hutan, kualitas tutupan lahan, dan kualitas lahan,” jelasnya.
Terakhir, ia menutup pemberian materinya dengan memberikan gambaran atas pentingnya kualitas tutupan lahan dalam mengendalikan UHI.
“Di Singapura kota dibangun di dalam taman, sehingga pemerataan suhu berpusat di bagian pusat kota dan dikendalikan dengan membangun banyak taman di sekitar kota sehingga dapat menjaga keseimbangan suhu,” tuturnya.