Fakultas Teknik (FT) Universitas Bosowa (Unibos) selenggarakan Public Lecture berkolaborasi dengam University of Kitakyushu yang diselenggarakan di Ruang Senat Lt.9 dan Students’ Lounge Gedung I, Senin (29/1/2024).
Public Lecture pada kesempatan ini, membahas dua topik dengan pemateri yang berbeda yakni topik Arsitektur, Budaya, dan Seni Indonesia dilihat oleh Hendrik Petrus Berlage dibawakan oleh Dosen ERISE Advanced Institute of Industrial Technology Tokyo, Prof. Dr. Naoshi Uda, M.Eng, dan topik Implementasi SGDs dalam Mewujudkan Kota Ramah Lingkungan oleh Indrayani Rachman, Ph.D.
Adapun public lecture ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor IV Unibos, Dr. Ir. Agus Salim, S.T., M.Si., yang direspon positive oleh mahasiswa serta dosen dari berbagai prodi di FT Unibos dengan mendiskusikan konsep arsitektur bangunan di Indonesia dan di Jepang serta tata pengelolaan sampah di Kitakyushu pada materi kedua.
Dalam pemberian materinya, Prof. Dr. Naoshi Uda, M.Eng., menjelaskan pandangannya atas pembawaan materi tentang arsitektur Indonesia dari perspektif Hendrik P. Berlage.
“Berlage adalah seorang perancang bangunan yang sangat terkenal di Eropa, tetapi beliau juga terkenal menyukai karya yang merupakan opposite atau karya di balik Eropa. Indonesia adalah salah satu negara jajahan Belanda, sehingga corak arsiteknya mungkin masih dipengaruhi oleh Belanda tetapi tidak sepenuhnya, sehingga menarik perhatian Berlage,” ujarnya.
Di sisi lain, pemateri public lecture sesi kedua, Indrayani Rachman, Ph.D. turut menggambarkan pengelolaan sampah di Kitakyushu, Jepang yang hingga saat ini menjadi salah satu pusat studi mengenai sampah bagi beberapa negara lainnya.
“Kitakyushu memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat teratur, mulai dari pemilahan jenis sampah, pengambilan sampah rumah tangga, pengelolaan atau daur ulang sampah, hingga tindakan yang dilakukan untuk sisa limbah yang sudah tidak dapat di daur ulang lagi,” tuturnya.
“Di Kitakyushu, pelestarian lingkungan juga melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari memberikan pemahaman tentang sejarah Kitakyushu sebagai kota yang sangat tercemar, hingga pemahaman akan poin-poin SGDs bagi masyarakat dan perannya dalam hal tesebut,” jelasnya.