“Pokoknya sangat penting karena pengembangan diriku dari masa remaja hingga proses pendewasaan dan jadi mahasiswa itu semua saya dapatkan di Unibos dari lingkungannya, dari dosen-dosennya, dari teman-teman, pokoknya sangat besar perannya Unibos,” – tutur Jasmine Zahra Farhah.
Jasmine Zahra Farhah, seorang mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Bosowa (Unibos) saat ini tengah menjalani keseharian sebagai mahasiswa Hubungan Internasional sekaligus membangun karir pada bidang politik.
Seperti mahasiswa semester akhir pada umumnya, ia menjalani hari-hari perkuliahan sembari menyusun skripsi sebagai tugas akhir serta magang dan KKN yang baru saja diselesaikannya sebagai program tahun terakhir yang juga termasuk syarat kelulusan.
Di sela-sela aktivitasnya sebagai mahasiswa tersebut, ia mulai mencari pengalaman untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki di bidang politik yang menarik perhatiannya selama berkuliah di Prodi HI, FISIP UNIBOS.
Saat ini, ia telah tergabung sebagai salah satu Calon Anggota legislatif pada partai yang umum diketahui ramah di kalangan anak muda, yakni Partai Golongan Karya dan turut akan mengisi lembar pemilihan Derah Pemilihan (Dapil) 2 Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Pemilihan Legislatif Februari 2024 mendatang.
Lebih dari Belajar, Praktik Langsung Perlu Dilakukan
Dalam wawancara bersama Tim Humas, Jasmine menjelaskan awal mula ia mengawali karirnya di bidang Politik yang dilatarbelakangi oleh ketertarikannya terhadap materi pembelajaran yang membahas politik.
“Jadi, sebenarnya awal saya mulai masuk politik itu karena dasarnya kan saya memang mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik, jadi pasti ada ketertarikan tersendiri mengenai politik. Selanjutnya saya mencari tau lebih dalam mengenai politik itu bagaimana,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan pengalaman yang telah dia lalui selama mencari pengalaman di bidang politik.
“Nah belajar dari ilmu politik awalnya saya pernah masuk di suatu partai, tetapi karena dinamika politik serta beberapa hal lain yang terjadi, saya memutuskan untuk pindah partai. Kemudian saya masuk di Angkatan Muda Partai Golkar menjadi jadi anggota,” ujarnya.
“Setelah bergabung menjadi anggota Angkatan Muda, ada pembukaan pemilihan calon anggota legislatif dan akhirnya saya ditawarkan untuk bergabung,” ungkap Mahasiswa asal Makassar tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, lebih dari menerima materi yang diajarkan di kelas, mahasiswa juga perlu mencari kesempatan untuk mempraktikkan ilmu tersebut melalui pengalaman di luar kelas.
“Karena kalau mau belajar teori saja susah, haruski terjun langsung, haruski lihat langsung strugglingnya bagaimana, observasi langsung bagaimana politik itu,” jelasnya.
Peran Anak Muda Dalam Bidang Politik
Di sisi lain, Jasmine juga menjelaskan bahwa peran anak muda di dunia politik sangat penting, khususnya untuk mengangkat isu-isu kaum marginal.
“Alasan kenapa bisa bergabung itu karena kita dilihat sebagai anak muda, harus ada keterampilannya anak muda di bangku legislatif,” tuturnya.
“Selain itu, kita kan memang maju disini untuk keterwakilan suara kita sebagai anak muda apalagi kaum kaum yang termarginalkan, anak-anak, peremuan, itu kan masih butuh di considerate dalam pembentukan undang-undang dan lain lain. Makanya, akhirnya saya bertahan dan menetap di Angkatan Muda Partai Golkar, menjadi anggota, dan menjadi bagian dari pemilihan legislatif sebagai bagian pemilihan calon legislative dari Partai Golkar,” jelasnya.
Kemudian, ia juga menuturkan bahwa bersosialisasi dengan orang disekitar membuat ia dapat lebih memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat, relevansi Undang-Undang yang diterapkan, serta turut mengevaluasi kebijakan yang diterapkan selama ini.
“Menjalani keseharian sebagai masyarakat juga membuat saya lebih paham dan mengetahui apa yang dikeluhkan, apa yang dibutuhkan mereka, dan mengenai beberapa undang-undang yang diterapkan di pemerintahan ini. Pandangan sebagai masyarakat di samping menjadi calon anggota legislatif juga kita turut mengevaluasi apakah ini undang-undangnya sudah berjalan dengan baik atau tidak, apakah ada struggle dari masyarakat, nah itu bisa kita jalani, bisa kita lihat secara real dengan menjadi bagian masyarakat itu,” tuturnya.
“Jadi tidak ada ji pembedanya ketika saya menjadi calon anggota legislatif dan menjalani keseharian sebagai mahasiswa. Dan ini tidak hanya sebagai perspektif dari seorang anggota calon legislatif ya, tetapi juga padangan saya sebagai masyarakat umum,” tegasnya dalam wawancara bersama Tim Humas.
Unibos Di Balik Karir Jasmine Zahra Farhah
Pada kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan peran Unibos dalam prosesnya memulai karir di bidang politik.
Ia menjelaskan bahwa Unibos membawa peran yang sangat besar baginya mulai dari ilmu pengetahuan yang ia dapatkan hingga awal mula ketertarikannya dalam bidang politik.
“Yang pastinya perannya itu sangat besar, karena saya kan saat ini mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik kan, jadi semua pengetahuanku tentang politik itu semua didapat dari Unibos. Semua ketertarikan saya itu berawal dari Unibos,” jelasnya.
Tidak hanya itu, peran dosen yang selalu mendukung serta meyakinkan setiap mahasiswanya untuk terus mencoba setiap kesempatan dalam mengembangkan potensi mahasiswanya.
“Dosen-dosennya juga selalu mengencourage mahasiswanya untuk bisa terjun langsung.”
“Tidak hanya itu, Unibos juga yang selalu mendukung mahasiswanya ketika ada sesuatu, kebetulan kemarin juga ada students ambassador jadi sempatlah banyak belajar bagaimana caranya bersosialisasi dan lain lain. Semuanya saya dapat di Unibos,”
Terakhir, ia juga mengungkapkan Unibos sebagai pihak yang telah membersamai pada proses yang ia lalui terutama pada lingkungan di sekitarnya.
“Pokoknya sangat penting karena pengembangan diriku dari masa remaja hingga proses pendewasaan dan jadi mahasiswa itu semua saya dapatkan di unibos dari lingkungannya, dari dosen-dosennya, dari teman-teman, pokoknya sangat besar perannya unibos,” tutupnya.