Erwin Amri, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Bosowa (Unibos) presentasikan disertasi dengan topik Transformasi dan Densifikasi sebagai Model Pengembangan Pinggiran Kota Makassar.
Dalam presentasinya, Erwin Amri selaku Promovendus dalam sidang ini mempresentasikan disertasi yang telah disusun dengan mengangkat fenomena transformasi dan densifikasi di Bumi Tamalanrea Permai (BTP) sebagai salah satu wilayah yang terletak di pinggir kota Makassar.
Erwin Amri menjelaskan bahwa transformasi dan densifikasi sebagai sesuatu yang penting untuk kebutuhan ruang hunian.
“Transformasi dan Densifikasi ini sangat dekat dengan yang pertama adalah kebutuhan ruang hunian tersebut, kemudian yang terkait adalah kebutuhan ruang perubahan fisik hunian yang tentu akan berdampak pada ruang permukiman pinggiran perkotaan pada konteks perubahan fisik dan manajemen tata ruang hunian,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan alasannya memilih BTP sebagai lokasi penelitian.
“Saya memilih BTP sebagai lokasi penelitian sebab saya sendiri sudah hampir 10 tahun berada disana, sehingga tentu secara konteks banyak perubahan yang saya rasakan sendiri. Kemudian, BTP juga berada di zona transisi, artinya di BTP masih semi-pedesaan begitu,” ujarnya.
Di sisi lain, Penguji Eksternal, Prof. Dr. Ir. Shirly Wunas, DEA mengungkapkan bahwa ia setuju terhadap temuan yang telah dipresentasikan.
“Saya setuju dengan apa yang anda temukan disini, ada peningkatan pendapatan ekonomi penduduk kota. Memang secara natural dan secara umum karena ada peningkatan pendapatan penduduk kota, sehingga mereka transformasi ke wilayah sub-urban. Dan itu juga memang sesuai dengan teori transformasi yang anda masukkan,” jelasnya.
Selain itu, Kepala Prodi Doktor PWK Pascasarjana Unibos, Dr. Ir. Murshal Manaf, S.T., M.T. menuturkan harapannya atas pencapaian yang telah diraih oleh Erwin Amri.
“Lima tahun kedepan saudara Erwin Amri bisa mengembangkan teori sebelumnya dengan cara merebuilding identity kawasan pinggiran kota Makassar. Ini belum ada yang teliti di Indonesia, kalau Anda masuk ke sana, lima tahun lagi kita tunggu karya terbaru saudara Erwin Amri,” ujarnya.