Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam suatu negara, masyarakat yang berkualitas dihasilkan karena adanya pendidikan. Hal tersebut yang menjadi dasar pelaksanaan Seminar Pendidikan Nasional oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HIMA PGSD) Universitas Bosowa (Unibos) di Gedung Lestari, Kamis, (22/11/2018).
Seminar tersebut dilaksanakan dengan mengusung tema ‘Problematika Pendidikan di Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang dirangkaikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unibos dengan Yayasan 1000 Guru Sulsel yang dalam hal ini dilakukan oleh Dr. Asdar, M.Pd selaku Dekan FKIP Unibos dan Ketua 1000 Guru Sulsel, Andi Appi Patongai, SE serta penandatangan MoU antara FKIP Unibos bersama SD – SMP Satu Atap Lae-Lae yang oleh Oddang Tadda, S.Pd., M.Pd.
Dr. Asdar, M.Pd selaku Dekan FKIP Unibos menuturkan harapannya ketika memberikan sambutan, “Mudah-mudahan mahasiswa FKIP bisa memahami kondisi dan problematika yang ada sehingga mereka bisa melakukan usaha untuk memajukan pendidikan di wilayah 3T tersebut.”, ucapnya.
Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri. Dr. Sudirman, M.Si selaku Sekretaris Badan Pengembangan SDM Kaltim, Drs. Ahmad Djamaan, M.Si selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep, dan Andi Appi Patongai, SE selaku Branch Manager Yayasan 1000 Guru Pelita Bangsa (YSGPB) Sulsel. Juga dari pihak Unibos hadir Wakil Rektor I Baharuddin, Ph.D, Wakil Rektor III Dr. Abd. Haris Hamid, Dekan FKIP Asdar, M.Pd, dan ratusan mahasiswa.
Dr. Sudirman, M.Si mengatakan, “Bangsa yang maju tidak boleh lupa pada pendidikan. Bangsa yang maju memberikan tempat yang terhormat pada pendidikan. Jadi jika ingin bangsa kita menjadi terdepan, bangunlah pendidikan menjadi sector yang berkembang”, tuturnya saat memaparkan materi.
Sedangkan Drs. Ahmad Djamaan, M.Si dalam pemaparannya menjelaskan, “mendukung pembangunan pendidikan semua itu berawal dari guru yang baik. Jadi yang terpenting dalam pendidikan ialah gurunya, tenaga pendidiknya, karena murid senantiasa menyerap apa yang disampaikan pendidiknya dan akan menjadi habitat dalam diri untuk mencontohi apa yang dilakukan oleh pendidik.”, tuturnya.
“Melirik pada kualitas pendidikan di daerah 3T dan problematikanya, ini bukan hanya tentang layanan khusus yang semestinya dilakukan pemerintah terhadap pendidikan melainkan penangan khusus seperti kemudahan transportasi dan komunikasi yang semestinya dilakukan untuk daerah 3T tersebut. Intinya adalah pemerintah memiliki tugas untuk mengembangkan sarana pendukung generasi agar mudah mencapai proses pendidikan itu”, tambah Drs. Ahmad Djamaan, M.Si.
—