Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Bosowa oleh Ir. Jeferson Boling, MP dan Dr. A. Muhibuddin, MP dengan melibatkan dua orang mahasiswa, melakukan pengabdian kepada mayarakat dengan memberikan bimbingan bagi kelompok petani kentang. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng yang merupakan salah satu primadona kawasan puncak Agrowisata di Sulawesi selatan. Kegiatan ini dilaksanakan Senin, (29/10/2018).
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di kawasan tersebut. Selanjutnya, tim Universitas Bosowa melakukan bimbingan kepada kelompok tani dalam sistem budidaya kentang sekaligus manajemennya dan diharapkan dapat mandiri dengan inovasi teknologi budidaya pertanian.
Pada PKM kali ini bermitra dengan dua kelompok tani (KT Passamaturukan dan KT Mawar). Pemberdayaan yang dilakukan meliputi teknik pembibitan kentang, teknik pengendalian terpadu hama dan penyakit, teknik pemanfaatan dan pembuatan pupuk organik; teknik budidaya kentang, perbaikan manajemen, dan pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang, seperti (donat kentang, kripik kentang dan lainnya). Diharapkan dengan pelibatan mitra secara langsung, dapat mengadopsi seluruh rangkaian kegiatan teknik budidaya dan manajemen usaha kentang dan selanjutnya, menyebarluaskan kepada kelompok tani lainnya yang ada di wilayah kecamatan Ulu Ere dan sekitarnya.
Koordinator Gabungan Kelompok Passamaturukan, Jabbar, SP menyampaikan terima kasih atas Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Bosowa atas bimbingan kepada kelompok tani di wilayahnya untuk memberdayakan masyarakat desa.
Menurut Ir. Jeferson Boling, MP root of problem yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani di wilayah ini adalah “aspek produksi yang meliputi tingginya penggunaan pupuk kimia, Pestisida dan Herbisida untuk menanggulangi serangan Hama dan Penyakit tanaman untuk meningkatkan produksi, masih perlunya peningkatan produksi dan produktivitas kentang di wilayah ini, tingginya serangan hama dan penyakit kentang”.
“Sedangkan dari aspek manajemen adalah sistem manajemen distribusi benih yang tidak jelas sumbernya, sehingga Kelompok Petani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk pertanamannya, ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah, kualitas, ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, dan pelayanan yang lambat”, tambahnya.
Diharapkan luaran kegiatan yang akan dihasilkan pada PKM ini menurut Jeferson adalah tercapainya peningkatan mutu kentang, peningkatan kapasitas produksi, baik kuantitas maupun kualitas, serta perbaikan manajemen, termasuk pembentukan penyaluran distribusi benih yang tepat di kalangan petani.