Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa (BEM FE Unibos) gelar Dialog bersama Forum Mahasiswa Ekonomi dan Pleno Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI), Selasa (26/09).
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Sidang 45 Unibos dihadiri 300 peserta dari berbagai universitas seluruh Indonesia termasuk Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Universitas Haluoleo, Universitas Khairun Maluku, Universitas Bhayangkara Surabaya, Universitas Pasundan Bandung, UPRI Makassar, Universitas Fajar, Universitas Negeri Gorontalo, STIE Amkop, Universitas Kanjuruhan Malang juga mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa.
Dengan dihadiri Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan ISMEI, Kapolres Barru, seluruh pimpinan universitas dan fakultas se-Universitas Bosowa, kegiatan yang dibuka Wakil Rektor I Unibos ini juga turut diisi dialog kebangsaan dari Founder Bosowa, Pengembangan Daerah oleh Munafri Arifuddin dan akan disusul orasi dari Wakil Ketua DPR RI dan Dirjen Kementrian Pedesaan.
Dengan mengangkat tema Pemerataan Pembangunan Daerah Menuju Ekonomi Indonesia yang Berkeadilan, kegiatan yang dilangsungkan hingga 29 September 2017 ini mendapat perhatian khusus dari Founder Bosowa. Bapak H.M Aksa Mahmud memberi dorongan kepada mahasiswa ekonomi seluruh Indonesia agar mampu menjadi penggerak perubahan perekonomian dengan berbagai inovasi khususnya dalam bidang usaha atau entrepreneurship.
Menurutnya, sebagai mahasiswa yang bergerak dibidang ilmu ekonomi, harus mampu melakukan pengembangan juga dalam bidang penelitian-penelitian ekonomi yang dapat digunakan untuk menjawab masalah perekonomian yang berlangsung hingga saat ini.
“Negara yang maju adalah negara yang menghasilkan anak bangsa dengan pendidikan yang baik. Khusus di Makassar, kita memiliki tantangan dengan adanya wilayah yang cukup besar tetapi dana terbatas. Sehingga pertumbuhan ekonomi belum terlihat melaju dengan cepat. Disinilah dituntut mahasiswa kedepan mampu melakukan perubahan. Mahasiswa pun semestinya turut dalam memperhatikan pendidikan. Dengan pendidikan kita bisa melakukan perubahan. Dan mahasiswa perlu dorongan untuk cerdas dalam menghadapi revolusi usaha, industri dan dunia IT yang perkembangannya pun sangat melesat”, tutur Founder Bosowa.
Selanjutnya untuk mewujudkan output yang berkualitas, Founder Bosowa menekankan jika kemampuan bahasa asing mahasiswa pun harus ditekankan. Sebab untuk menjadi pengusaha juga harus berbasis internasional. Seperti penguasaan toefl yang diberlakukan minimal mencapai skor 500 juga diperhitungkan mahasiswa untuk mampu menguasai bahasa arab. “Tidak akan dicapai pemerataan dalam segi apapun itu jika tidak memiliki basis pengetahuan”, tambahnya.
Dalam dialog ini, Munaffri Arifuddin juga turut mengungkapkan jika Makassar tergolong dalam daerah yang memiliki potensi banyak. Termasuk potensi wisata yang juga bisa membantu Makassar menjadi pintu pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur.
“Pemerintah kota dalam hal ini memiliki peran untuk memperhatikan potensi wilayah yang dapat dikembangkan. Masyarakat pun harus membantu dalam membentuk inovasi seperti dalam pengembangan produk lokal yang mampu dipasarkan. Namun terlebih dari itu, Makassar pun sudah membuktikan jika kota ini dapat tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selanjutnya kedepan masyarakat butuh difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan yang dapat menjadi faktor peningkatan kesejahteraan masyarakat”, tutur Munaffri Arifuddin.