Setelah mengembangkan terobosan baru dalam laboratorium terpadu, kini Fakultas Pertanian Universitas Bosowa (Unibos) akan kembali merintis pengembangan sistem pertanian organik berbasis agrowisata. Hal ini dikemukakan Dekan Fakultas Pertanian Unibos, Kamis (27/07).
Pengembangan sistem pertanian organik terpadu ini akan dilakukan dengan memberdayakan lahan seluas 36Ha yang akan dikerjasamakan dengan Bosowa Agro di daerah Pallangga, Gowa.
Awal akan dikembangkannya praktik lapangan mahasiswa menuju Agrowisata ini dilakukan dengan kunjungan Ketua Yayasan Aksa Mahmud dilokasi tersebut. Hj. Melinda Aksa bersama civitas akademika FP Unibos kembali melirik potensi lahan untuk dijadikan sarana praktek lapangan mahasiswa juga sebagai wisata edukasi bagi masyarakat setempat.
“Saat ini di lahan sudah ada beberapa tanaman buah dan sayuran juga beberapa jenis ternak dan unggas yang memang langka di daerah ini. Sehingga yang dibutuhkan kedepannya adalah pengembangan dari segi perikanan yang lebih berkonsep ikan air tawar dan selanjutnya pengembangan dari segi kemampuan mahasiswa dalam hal penanganan hasil panen dan pemasaran produk menuju kewirausahaan”, ungkap Dr. Syarifuddin,S.Pt.,MP.
Dekan FP Unibos juga menjelaskan jika lokasi tersebut akan digunakan sebagai lahan praktek utama mahasiswa, selanjutnya juga akan dikemas dengan memasukan berbagai macam komoditi dan dijadikan sebagai objek wisata atau kunjungan para siswa, mahasiswa hingga masyarakat yang ingin belajar tentang pengolahan sistem pertanian terpadu. Termasuk mulai dari proses pembibitan, pemeliharaan, panen, dan produksi hasil untuk dipasarkan.
“Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya mahasiswa untuk belajar tetapi juga masyarakat setempat dapat memahami proses dalam dunia pertanian, peternakan, perikanan dll. Selain itu juga pengembangan agrowisata ini akan dilakukan sebab melihat kondisi daerah yang memang masih alami”, tambah Dekan FP Unibos.
Selanjutnya hal ini didukung oleh Ketua Yayasan Aksa Mahmud yang berharap rencana pengembangan ini dapat memberikan nilai positif bagi civitas akademika FP Unibos dan masyarakat.
“Jika rencana ini dikembangkan sekiranya kebutuhan praktek dosen dan mahasiswa bisa terpenuhi secara maksimal dan juga selain menjadi tempat wisata edukasi, akan menjadi inkubator kewirausahaan sebagai polah ilmiah pokok Unibos. Kedepannya untuk lebih berbaur dengar masyarakat, akan kita bentuk pasar hidup. Jadi masyarakat dengan mudah memenuhi kebutuhan pangan dari hasil olahan mahasiswa”, tutur Hj. Melinda Aksa.