Fakultas Pertanian Universitas Bosowa (Unibos) mencoba menerapkan terobosan baru yang menggabungkan bidang pertanian, peternakan, teknologi pangan, budidaya perairan dan juga agribisnis. Hal ini dilakukan dengan memadukan beberapa praktik lapangan mahasiswa hingga menciptakan hasil produksi. Penerapan ini disebut Intergrated Farming System yang memanfaatkan lahan seefesien mungkin.
Hal ini dijelaskan Dekan Fakultas Pertanian Unibos saat ditemui di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Unibos, Rabu (10/05). Dr. Syarifuddin, SP.,MP menuturkan jika praktek dan penerapan ini akan dilakukan mahasiswa dengan membidik beberapa jenis produk tanaman, ternak dan perikanan dimulai dengan pembibitan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen yang dapat diproduksi agar memiliki daya saing dan harga jual.
Untuk mendukung hal tersebut, Dekan FP Unibos ini juga menambahkan jika dalam proses pemeliharaan beberapa komoditi akan menggunakan pupuk dan pangan yang dibuat secara organik.
“Bahan organik penting karena mampu meminimalisir sekian banyak penyakit yang ada pada makanan yang disebabkan oleh banyaknya penggunaan bahan kimia pada proses pemeliharaan. Sehingga harus disadari pentinya kembali kepada alam dengan konsep organik yang bebas dari zat kimia”, tambah Dr. Syarifuddin,SP.,MP.
“Dari 5 Jurusan tersebut, ada 3 jurusan yang punya tanggung jawab di bidang budidaya atau menghasilkan produk. Agroteknologi yang bergerak dibidang tanaman diharapkan meningkatkan hasil tanaman, Budidaya Perairan punya tanggung jawab meningkatkan hasil protein hewani yang berasal dari hasil perikanan serta Peternakan bertanggung jawab menghasilkan, meningkatkan kualitas dan hasil produksi dari peternakan. Sementara 2 jurusan lainnya mempunyai peran lain, Teknologi Pangan punya tanggung jawab mengolah hasil dari 3 jurusan tadi untuk menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi” Kata Dr Syarifuddin, Dekan FP Unibos.
Lebih lanjut Dr Syarifuddin memberikan contoh tentang mengolah tanaman yang pupuknya berasal dari perpaduan olahan ikan kering, gula jawa hingga tumbuhan kangkung. Pakan ikan lele yang mencapai 500 bibit juga diberikan pakan dari bahan organik.
“Jadi semua kelompok akan tahu bagaimana cara budidaya tanaman, peternakan dan perikanan yang bebas dari zat kimia. Tidak hanya itu, mahasiswa juga tahu mengolah untuk meningkatkan nilai ekonominya serta tahu bagaimana memasarkannya di pasar modern.” Tambah Dr Syarif terkait manfaat mahasiswa dalam penerapan Integrated Farming System ini.
Ada beberapa jenis tanaman yang ditanam di sekitaran labaratorium terpadu Fakultas Pertanian Unibos yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa seperti markisa, singkong, kangkung, bayam, lombok, kacang panjang, dan tanaman obat seperti kunyit, serai yang kesemuanya itu akan membuat mahasiswa berkreasi agar tanaman tersebut dapat masuk dalam pasar modern.
Selain itu, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok akan dibina dan didampingi oleh senior mereka yang terdiri atas lima orang yang terdiri dari ketua dan sekretaris himpunan jurusan dan mahasiswa senior lain yang telah dilatih khusus agar memiliki pemahanam yang mendalam tentang konsep ini.