Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himan) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa menggelar Dialog Publik, Jumat (13/5).
Dialog yang mengangkat tema Vitalisasi Nilai Pancasila untuk Pilgub Sulsel yang Demokratis, Jujur, dan Aman ini menghadirkan Kadiv Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera dan juga pengamat politik Arief Wicaksono sebagai pembicara.
Menyoal pancasila, Kadiv Humas Polda mengungkapkan bahwa sebagai dasar Negara, pancasila telah merangkum keseluruhan nilai hidup bangsa Indonesia. “Yang perlu jauh kita fikirkan hari ini adalah penistaan, black campaign di dunia maya yang terus meraja lela,” tuturnya.
UU No. 1 tahun 2015 telah mengatur dengan jelas bagaimana Pilkada semestinya berjalan. “Namun pada kenyataannya, masih banyak masalah di lapangan,” tuturnya. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa seluruh kekuatan dari berbagai elemen masyarakat dihimpun agar kekuatan yang telah dirancang yang berkaitan dengan penertiban bisa sama-sama berjalan, terutama dalam event kontestasi pilkada ini. Seluruh kegiatan yang dirancang diungkapkannya sebagai strategi untuk memupuk kepedulian akan keamanaan bersama.
“Harapan kita adalah masyarakat semua tahu, terutama generasi muda, sadar bahwa keamanan mempengaruhi semua sektor, baik itu ekonomi, sosial dan budaya,” ungkapnya.
Menyoal pancasila, Arief Wicaksono mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak cukup hanya dihafalkan namun juga harus dipelajari dan dipahami. Namun diakuinya bahwa latar belakang masyarakat Indonesia yang beragam dan realitas keterbukaan yang kemudian digunakan oleh beberapa oknum untuk saling menyerang dan saling menjatuhkan menjadi sulit untuk dihindari hari ini.
“Setiap sila saling memiliki keterikatan satu sama lain,” ungkap pengamat politik yang juga Dekan Fisip Unibos ini. Olehnya, perlu ada penghayatan dan pemahaman untuk masing-masing sila sehingga bisa semakin arief untuk menyikapi segala perhelatan-perhelatan kebangsaan hari ini, diantaranya adalah Pilkada.
Dalam perhelatan politik, Sulawesi Selatan sempat memasuki zona merah untuk kerawanan kemanan. Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi riak-riak pemilu, pihak kepolisian terus memperbaiki pola manajemen operasional kepolisian serta meningkatkan koordinasi dengan Babinkantibmas.”Dengan pengoptimalan langkah-langkah taktis ini, kami mampu mengidentifikan isu-isu kecil di daerah dan berhasil membawa Sulsel berada di zona hijau,” tutupnya. (Humas Unibos)