Forum Mahasiswa Bidik Misi (Formasi) Universitas Bosowa menggelar seminar nasional dengan tema Pembentukan Karakter Mahasiswa Menuju Kampus Beradab, Kamis (10/3).
Seminar nasional yang digelar di Ruang Rapat Senat, lantai 9, Gedung 1 Universitas Bosowa (Unibos) ini menghadirkan Eddyman W Ferial selaku akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) dan juga presenter di salah satu stasiun TV. Selain itu, seminar ini juga menghadirkan Abdul Haris Hamid selaku akademisi Unibos yang juga adalah Wakil Rektor III Unibos.
Abdul Haris mengungkapkan bahwa kampus memiliki urgensi untuk diisi oleh orang-orang yang berbudaya. “Kampus sebagai pengawal budaya bangsa semestinya diisi oleh orang-orang yang memiliki karakter yang kuat,” ungkapnya. Berbicara di hadapan penerima beasiswa bidik misi dari berbagai perguruan tinggi di Makassar ini, Abdul Haris juga menjabarkan sistem yang diterapkan Universitas Bosowa untuk mengawal pemberian beasiswa bidik misi ini di kampus.
“Kami senantiasa melakukan evaluasi,” tegasnya. Hal ini dilakukan untuk mengawal kebijakan pemerintah yang diimplementasikan dalam bentuk beasiswa. Dengan kesadaran bahwa jika kebijakan ini tidak dikawal, maka uang rakyat akan terbuang sia-sia, selain melakukan evaluasi, Unibos juga telah beberapa kali mencabut status beasiswa yang diberikan kepada mahasiswanya.
Terkait tema besar yang diangkat dalam seminar nasional ini, Eddyman mengungkapkan bahwa individu harus tahu bagaimana dia harus berperan terhadap dirinya sendiri dan tentu saja bagaimana dia harus berperan dalam menghadapi orang lain. “Semakin dewasa, maka semakin besar niat orang untuk melakukan pemutakhiran diri,” ungkapnya. Pemutakhiran diri inilah yang menurut Eddyman harus senantiasa bisa dikontrol dan dibawa ke arah yang positif untuk melangkah menuju kampus yang beradab. Dalam kesempatan ini, disampaikan bahwa pembelajaran moral yang berlaku secara universal adalah saling menghargai dan tanggung jawab.
Hal ini yang juga didukung oleh Abdul Haris bahwa pemutakhiran diri yang positif serta pengetahuan moral yang baik membutuhkan pendidikan sebagai jembatannya. “Kami ingin mengantar mahasiswa Unibos untuk memiliki karakter, untuk mencerminkan kampus ini sebagai kampus yang berbudaya, sebagai kampus pengantar peradaban,” tegasnya.
Menurutnya, memahami eksistensi diri adalah yang terpenting yang harus dilakukan dalam berbuat. Mengingat bahwa mahasiswa adalah komunitas intelektual. “Komunitas intelektual tidak mungkin ucapan dan tindakannya tidak terkontrol. Karena orientasinya adalah membangun,” tutupnya. (Humas Unibos)