Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masayarakat (LPPM) Universitas Bosowa menggelar Seminar Nasional dan Diseminasi Hasil Penelitian, Rabu (23/12). Seminar Nasional ini digelar di Auditorium Aksa Mahmud.
Kegiatan yang mengangkat tema Penggalian Potensi Wilayah dalam Peningkatan Ekonomi Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini diikuti oleh 75 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Seperti, Universitas Bosowa, UMI, Politeknik Negeri Ujung Pandang, UKI Paulus, Univ Muhammadiah Pare-Pare, Muhammadiah Rappang, Universitas Atmajaya, dll.
Dr. Hamsina ST. MT selaku ketua panitia penyelenggara mengungkapkan bahwa kegiatan ini lebih bersifat penyampaian hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dan pengabdi baik sebagai laporan kegiatan atas hasil penelitian yang telah dilakukan. “Kita membagi dua kegiatan ini. Yang pertama adalah Pemaparan oleh Narasumber dan sesi kedua yaitu pemaparan dari para peneliti yang dibagi kedalam beberapa komisi,” ungkapnya. Para peserta dibagi kedalam beberapa komisi sesuai bidangnya masing-masing. Seperti, Bidang Teknik dan Perekayasaan, Bidang Humaniora, dan Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan, serta Bidang Teknologi dan ekonomi.
Seminar Nasional ini menghadirkan Prof. Dr. Suratman, M. Si dari Universitas Gadjah Mada (Wakil Rektor Bidang Riset dan Pengabdian Masyarakat UGM Yogyakarta), Prof. Dr. Ir. Abu Bakar Tawali M.Si dari Universitas Hasanuddin (Reviewer Dikti), dan Prof. Dr. Ir. Mulyadi MP dari Universitas Negeri Makassar (Reviewer Dikti).
“Indonesia butuh bangga dengan produknya sendiri,” ungkap Prof. Suratman. Menurutnya, kepercayaan diri terhadap kemampuan diri sendiri adalah yang kurang dari Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia hari ini. “Indonesia hari ini masih tidur. Kita masih banyak ketinggalan dari Negara-negara lain. Kalau seandainya one person one product bisa diterapkan, maka berjayalah kita” tuturnya. Lewat Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama penelitian, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing global Indonesia. “Hilirisasi produk penelitian adalah yang terpenting,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Prof. Abu Bakar Tawali. Menurutnya, selain masih tidur, Indonesia masih larut dalam mengabaikan potensi sumber daya alamnya. Prof. Tawali menguraikan beberapa sumber daya alam di Indonesia yang melimpah di Indonesia, seperti Minyak kelapa sawit, Kakao, Timah, Nikel, dll. “Saat ini, bidang industri strategi nasional yang patut dilirik oleh para peneliti adalah Ketahanan pangan secara luas, kesehatan, energi baru dan terbarukan, pertahanan dan keamanan, teknologi informasi dan komunikasi, serta kebaharian dan kelautan,” tutupnya. Prof Tawali pun menegaskan bahwa dari semua proses penelitian, tidak mengabaikan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan hilirisasi produk penelitian kepada masyarakat adalah salah satu solusi dalam menghadapi MEA. (Humas Unibos)