Founder Bosowa HM Aksa Mahmud berkunjung ke Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sabtu (28/11). Kunjungan ini dalam rangka silaturahmi Founder Bosowa dengan masyarakat Bone sekaligus menyampaikan program-program terbaru Bosowa dalam bidang pendidikan.
“Bosowa memahami bahwa orang-orang bugis Sulawesi Selatan hanya butuh disekolahkan saja. Selebihnya, mereka akan bisa berkembang dan menjadi orang yang diperhitungkan di negeri ini,” ungkap Aksa Mahmud. Bosowa mempertegas keseriusannya dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengambil peran dalam upaya mengabdikan diri dalam bidang pendidikan. Setelah mengambil alih Universitas 45 dan merubah namanya menjadi Universitas Bosowa (Unibos), Bosowa mulai melebarkan program agar lebih banyak lagi masyarakat yang merasakan manfaatnya.
Unibos menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Selatan dan Bank Bukopin guna memberikan kemudahan bagi guru-guru di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan gelar S1, sehingga kedepannya tidak ada lagi guru-guru yang terhalang untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi hanya karena belum bergelar sarjana. Pengambilan gelar sarjana tentunya difokuskan pada Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FIKP) Unibos. Saat ini FIKP memayungi program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Melalui program ini, biaya perkuliahan oleh guru-guru yang ingin berkuliah akan terlebih dahulu dibayarkan oleh Bnak Bukopin. Selanjutnya, guru akan menyicil biaya perkuliahan melalui Bank Bukopin dengan periode pembayaran yang telah disepakati dan tentunya dengan bunga 0%.
Dalam UU no. 14 tahun 2005 dinyatakan bahwa “Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini”. Berdasarkan Undang-undang tersebut, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. M. Wasir Thalib mengungkapkan dukungan yang sebesar-besarnya dalam rangka menyambut kerja sama yang bertujuan untuk membantu guru-guru hari ini. “Karena menurut undang-undang ini, maka guru yang mendapat sertifikat akademik, wajib menempuh pendidikan minimal strata 1,” ungkapnya. Penandatanganan terkait kerja sama ini telah dilakukan pada 21 November, bertepatan dengan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) dan Perayaan Hari Guru yang dipusatkan di Bantaeng. Kabupaten Bone menjadi kabupaten dengan peserta terbanyak pada Porseni tersebut.
Di Bone sendiri, telah ada 14.000 orang guru dan masih ada lebih dari 1.000 guru dari tingkatan TK hingga SMA yang belum bergelar S1. Hal ini diungkapkan oleh H. Ambo Dalle selaku Wakil Bupati Bone yang turut pula hadir dalam kunjungan tersebut. Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kecamatan Dua pitue ini dihadiri oleh tokoh masyarakat dan guru-guru yang berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bone, serta mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata yang ditempatkan di Kabupaten Bone.
Tidak hanya itu, saat ini, ada program umrah yang diperuntukkan bagi guru yang ingin ke baitullah namun belum mempunyai biaya yang cukup. Sama seperti program sebelumnya, Bank Bukopin akan membantu melunasi. Sehingga guru-guru bisa menyicil biaya umrah lewat Bank Bukopin dengan bunga 0%. (Humas Unibos)